Ayah! setiap
goresan penaku tak berharga dibanding titik peluh mu
Ayah! buah
tulisanku tak demikiah indah dibanding dengan begitu indah lestari kasih sayangmu
Ayah! atas apa
yang bisa kudapat sekarang, tak bisa lepas dari segala gagah gigihmu mencita-citakan
anadamu menjadi seorang yg memiliki budi sedikit lebih, memiliki penghidupan
yang nikmat nampak dari enkau sedikit
Ayah! hayalmu
membuat anganku jauh lebih menjulang ke tempat dimana sukses bermukim
Ayah! tanganmu
senantiasa menggandengku pada sebuah pengharapan yang kubayang-bayang
Ayah! aku takbisa
menerjemahkan kiat yang engkau lakonkan untuk ku,di sana tiadalah ada nikmat
yang mendatangkan engkau
Namun Ayah!
engkau terus nemnggapaikan ku maju walau sudah hampir kuinjak lagi bekas langkah
di belakang itu.
Ayah!tak tahu
dengan apa kunyatai rasa sayang dan hormat ini kepadamu.
Ayah! seperti
yang engkau tahu,kemampuan anandamu hanyalah menyusun bait kata sedemikian rupa
dengan itukan aku
layak mencintai mu?
Namun Ayah!
setidaknya aku bisa mengirimkan puisi-puisi ini kepada yang memiliki kita,
kepada Dia ku kirimkan setiap hari setidaknya satu pengharapan yang tek pernah surut di pelupuk mata ini
" aku ingin
melihat mu bahagia ayah! tinggalkan segala sakit mu, lupakan segala yang
mengusik mu, bahgialah karena ku ayah dan bersama ku!"
kepada kecintaanku Ayah- Herviana Orvah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar