Kenalkah anda?
Anda mengenalnya? tidak!
anda mengenalnya? tidak,
anda mengenalnya? tidak.
anda mengenalnya?tidak, tidak pada awalnya!
anda mengenalnya? iya!
anda mengenalnya?iya, tapi sudah tidak!
-Herviana Orvah-
Minggu, 14 Desember 2014
Sabtu, 13 Desember 2014
kau semacam dua orang yang berbeda
hari ini kau menyukaiku, esok kau hina
hari ini kau hampiri aku, esok kau tinggalkan
hari ini kau minta aku, esok kau buang
hari ini kau mencintai aku, esok kau campakan
hari ini kau bersamaku, besok telah pergi
semurah itu kah kau nilai kesungguhanku
semudah itukah kau buang buang perasaan ini.
hari ini kau menyukaiku, esok kau hina
hari ini kau hampiri aku, esok kau tinggalkan
hari ini kau minta aku, esok kau buang
hari ini kau mencintai aku, esok kau campakan
hari ini kau bersamaku, besok telah pergi
semurah itu kah kau nilai kesungguhanku
semudah itukah kau buang buang perasaan ini.
jujur aku lelah
bertemu seseorang layaknya kalian
yang suka datang bermanja
lalu pergi dengan tak tahunya
tak tahukah aku sudah cukup
bertemu kalian yang tak tahu menahu
hari ini datang, lalu esok pergi begitu saja.
-Dua orang yang ternyata sama- Herviana Orvah III
bertemu seseorang layaknya kalian
yang suka datang bermanja
lalu pergi dengan tak tahunya
tak tahukah aku sudah cukup
bertemu kalian yang tak tahu menahu
hari ini datang, lalu esok pergi begitu saja.
-Dua orang yang ternyata sama- Herviana Orvah III
Kamis, 11 Desember 2014
Karena aku merasa aluran teratur dari setiap sujud
Mengatur setiap detik yang ku lewati dengannya
Mengalun merdu merasuk sisi hati yang rentan
Tundukku membawa jiwa terbias keagungan Kuasa
Betapa besar anugerah akan jiwa yang seringkali
ingkar
Betapa malu fikir yang sempat ingin menjauh
melangkah
Apa tak
bersyukur atas-Mu
Mengapa tak bersyukur atas-Mu
Bagaimana tak bersyukur atas-Mu
Sedemikian nikmat-Mu selalu bersamaku
Mengaliri setiap gerak nafasku
Menghidupi setiap gerak jari jemari doaku
Selalau terlihat batas seakan
Lantas bagaimna Engkau bisa merangkulku erat
Lantas bagaimana Engkau selalu memangkuku kerap
Engkau dekat
Engkau di
samping
Engkau di depan
Engkau di dalam
diriku
Engkau memelukku dari hatiku
Engkau menghidupi segenap hatiku
Engkau nyatanya bersamaku
Dikian kerap napas tertarik
Bawa selalu Tuhan
Hati ini bersama-Mu
Inginku mencintai-Mu
Dimana tidak ada yang dapat meduai selain kecintaanku terhadap-Mu
Tuhan selalu beri aku kesempatan memeluk-Mu juga
Karena disana aku merasa memiliki-Mu
-Kepada kecintaanku Allah
-Herviana Orvah-
Rabu, 10 Desember 2014
-Herviana Orvah-
Beri
aku topeng
Begitu abstrak cinta ini ku sampaikan
Hingga tidak ada yang mengira kesungguhan
rasaku
Aku sungguh tak ingin semua tahu
Tentang bagaimana rasa ini ada
Jika memang di awal ku tak merasa
Tapi waktu membuktikan hal lain
Rasa itu, rasa itu begitu malu
Mengapa harus ku ungkap
Jika memang tak akan ada di harap
Lalu mengapa aku harus menebarnya
Namun jiwa satu dengan raga
Tak mampu yang satu membohongi yang lain
nya
Jika awalnya jiwa menyimpan
Namun raga tak sempat menutupi geraknya
Pantas saja semua menduga
Lantas tahu tentang sedikit rasa yang ku
punya
Hingga dia tahu
Lalu pergi
Ada yang salah dengan perasaan ku
Mengapa kau pergi?
Apa cintaku hanya sebatas hal yang
membawa malu?
Lantas mengapa kau pergi?
Ah! Aku tahu
Sejak awal rasa itu hanya ada padaku
Tapi tak pernah singgah di dirimu
Seperti yang ku duga
Ah! Memalukan
Cintaku ini
Irama
di jalan cinta tua
Mengapa kini begitu
sunyi di hatimu
Tak adakah satu kata yang ku miliki sendiri
Tak bisakah aku memiliki kata itu darimu
Mengapa begitu sunyi jalanku di takdirmu
Sangat ku ingin
Namun ku tak berani
Andai aku bertanya
Adakah nasipku dijalan hidupmu
Betapa kesukaan hati sudah
Takmau ada kata luka di setiap pengharapan
Aku begitu sukar mengingkar
Bahwa aku sudah bertaruh rasa kepadamu
Akan pula berharap semua cerita takkan berakhir rancu
Betapa tidak rasa bertemu rasa tak ingin suka
Yah, ku kira demikian kisah
Semua cita tak mungkin serendah bayang
Namun seperti bait awal
Pengharapan tak seperti cinta di awal cerita
Tak ada kehidupan ku di jalanmu
Di hatimu masih saja sunyi
Aku dan rasa yang terlanjur
Kini duduk berdampingan
Meunggu kesukaan
Datang darimu
Dan menjemput
-Herviana Orvah-
Selasa, 09 Desember 2014
-Herviana orvah-
Bilamana deru ombak menggelar pasir
Bertambah sukar didengar suara jatuh
Satu dua anugerah akan dirimu
Dijatuhkan
Satu dua hanya jatuh
Disebahgian waktu
Kian kerap merata
Menghias kian hamparan butir pasir
Di bawah sanalah dia
Yang telah jatuh dengan
Beribu kembang
Berjuta harapan
Jika jeli rayap menatap
Ditemukanlah sebuah pengharapan itu
Satu dua terdampar
Namun menggantung
Tidakah terlihat
Masing-masing buah
Sang ibu, si pinus
Menemani setiap pasir pantai
Kala kesepian di hari sunyi
-Buah Pinus
Rabu, 26 November 2014
maka jadilah layak nya pohon yang rela menjatuhkan daun nya, untuk memberi kesempatan pada daun baru tumbuh diranting nya,
dan jadi lah kmu seorang yang rela melepas ku untuk sebuah kesempatan pada orang lain tinggal di hati mu.karena yang kurasa, sangat tak cukup walau hanya sekedar untuk mengerti mu.
dan jadi lah kmu seorang yang rela melepas ku untuk sebuah kesempatan pada orang lain tinggal di hati mu.karena yang kurasa, sangat tak cukup walau hanya sekedar untuk mengerti mu.
Ayah! setiap
goresan penaku tak berharga dibanding titik peluh mu
Ayah! buah
tulisanku tak demikiah indah dibanding dengan begitu indah lestari kasih sayangmu
Ayah! atas apa
yang bisa kudapat sekarang, tak bisa lepas dari segala gagah gigihmu mencita-citakan
anadamu menjadi seorang yg memiliki budi sedikit lebih, memiliki penghidupan
yang nikmat nampak dari enkau sedikit
Ayah! hayalmu
membuat anganku jauh lebih menjulang ke tempat dimana sukses bermukim
Ayah! tanganmu
senantiasa menggandengku pada sebuah pengharapan yang kubayang-bayang
Ayah! aku takbisa
menerjemahkan kiat yang engkau lakonkan untuk ku,di sana tiadalah ada nikmat
yang mendatangkan engkau
Namun Ayah!
engkau terus nemnggapaikan ku maju walau sudah hampir kuinjak lagi bekas langkah
di belakang itu.
Ayah!tak tahu
dengan apa kunyatai rasa sayang dan hormat ini kepadamu.
Ayah! seperti
yang engkau tahu,kemampuan anandamu hanyalah menyusun bait kata sedemikian rupa
dengan itukan aku
layak mencintai mu?
Namun Ayah!
setidaknya aku bisa mengirimkan puisi-puisi ini kepada yang memiliki kita,
kepada Dia ku kirimkan setiap hari setidaknya satu pengharapan yang tek pernah surut di pelupuk mata ini
" aku ingin
melihat mu bahagia ayah! tinggalkan segala sakit mu, lupakan segala yang
mengusik mu, bahgialah karena ku ayah dan bersama ku!"
kepada kecintaanku Ayah- Herviana Orvah
Jumat, 04 April 2014
Di
Teras Itu
Karya Herviana Orvah
Terkadang separuh hati dari waktu
ku habiskan untuk membalut suka cita
Di teras itu
Terkadang tak sekejap tersisa hari itu
untuk menutup mata dari kerinduan ku
Di teras itu aku merunduk
Mengharap kasih akan segera berlalu
Merantau suka hendak lekas sampai
Sekilas pandang, Sayup-sayup mata melihat manis
Maka terujar cinta sekali lagi
Dan di teras itu sebagai saksi
Bahwa setiap waktu hati terus menunggu
Namun, kilauan berlalu selayang pandang
Aku pun meninggalkan teras itu
Tiada hampa tak tahu arah
Tiada luka tak tahu tuan
Jauh dari teras itu,aku kembali merintih
Kenapa dia menghantui ku
Mengikrarkan kenistaan dalam suka cita
Jauh dari teras itu, kini tak hanya kasih yang
berlalu
Namun akhir pun telah datang membayang
Jauh dari teras itu,kini dia sudah pergi
Hari ini aku kembali keteras itu
Berharap semula akan ada diakhir
Namun apalah arti ketika petang sudah di takdir
Aku tak kuasa mempersembahkan waktu
Untuk mengharap nya kembali lagi
Karna lama sebelum itu,dia sudah membayang jauh
Kini di teras itu kosong
Hahahahahaha
Ternyata teras itu telah bersanding dengan jeruji
usang.
Langganan:
Postingan (Atom)